Indonesia Harus Siap Jadi Bangsa Digital

Dirjen SDPPI Ismail menjadi Panelis pada kegiatan Quantum Information Seminar & Workshop 2020

Jakarta (SDPPI) – Masyarakat Indonesia harus benar-benar siap, termasuk kesiapan akan mitigasi risiko, saat menghadapi keniscayaan transformasi dari bangsa fisik menjadi bangsa digital.

Demikian kesimpulan pendapat dari Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny Gerard Plate dan Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (Dirjen SDPPI) Ismail di acara Quantum Information Seminar & Workshop 2020, Kamis (20/2/2020).

Bertindak sebagai panelis di acara bertema The Megatrend of Quantum Information & Secured Communication itu, Dirjen SDPPI mengungkapkan bagaimana seharusnya dalam memandang kehadiran teknologi baru. “Kehadiran teknologi baru seperti kuantum ini, kalau kita pandang dari sisi pesimis terus, ya akan berhenti. Tapi, dalam sisi pandang optimis, kehadiran teknologi baru akan membuat kita menjadi bangsa yang besar dan maju,” papar Ismail.

Meski demikian, semua tetap harus dilihat secara integral atau menyeluruh, baik secara optimistis maupun pesimistis. “Dalam artian kita harus siap pula dengan semua mitigasi akan risiko yang mengikuti teknologi baru itu,” jelasnya.

Saat mengadopsi teknokogi baru, lanjut Ismail, masalah waktu menjadi sangat penting bagi pengambil kebijakan. Jangan sampai teknologi baru diadopsi saat masih dalam masa learning curve yang kerap diikuti oleh cost atau biaya besar sebagai risiko pengaplikasiannya.

Ketika sudah masuk masa major curve, biayanya akan lebih rendah. Kita harus mempersiapkan diri untuk get benefit. Indonesia harus jadi tuan rumah, jangan hanya menjadi konsumen ketika teknologi kuantum ini diterapkan,” harap Ismail.

Dengan demikian, tambahnya, diperlukan riset mendalam tentang sejauh mana Indonesia bisa berkontribusi dalam penerapan teknologi baru. Riset yang dilakukan sebaiknya bisa membuahkan teknologi yang aplikatif versi khas Indonesia sesuai kebutuhan dalam negeri.

Sementara itu, saat membuka acara, Menkominfo Johnny Gerard Plate mengatakan suatu keniscayaan dunia saat ini bermigrasi dan bertransformasi dari fisik ke digital. Indonesia menjadi keniscayaan juga. Kita mempersiapkan diri, mempersiapkan bangsa, mempersiapkan seluruh rakyat untuk juga bertransformasi dari bangsa fisik ke bangsa digital,” katanya.

Sesuai arahan Presiden, katanya, ada tiga hal yang perlu dan harus dilakukan agar menjadi bangsa pemenang. Data sovereignty dan data security, melawan atau memerangi cyber crime, dan membangun industri informatika,” ujar Menkominfo.

Di dalam kegiatan Quantum Information Seminar & Workshop 2020 terdapat acara penandatanganan nota kesepahaman SpeQtral, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung (STEI-ITB) dan Kennlines Capital Group. Nota kesepahaman ini bertujuan untuk mengembangkan jaringan aman melalui teknologi kuantum di Indonesia.

Teknologi Kuantum merupakan inovasi teknologi terbaru yang menggabungkan prinsip-prinsip mekanika kuantum dengan teori ilmu pengetahuan informasi. Turunan dari teknologi kuantum, dibagi dalam tiga bidang, yaitu Komputasi Kuantum, Komunikasi Kuantum dan Penginderaan Kuantum. Diantara tiga bidang tersebut, komunikasi Kuantum dinilai telah menjadi teknologi yang paling matang, karena merupakan bagian dari bidang teknologi kuantum yang memanfaatkan properti foton untuk menciptakan kemampuan unik dalam mendeteksi penyadap dengan memanfaatkan sifat-sifat mekanika kuantum yang secara luas mengacu pada penggunaan saluran kuantum untuk melakukan komunikasi.

Kegiatan dihadiri oleh tamu undangan dari institusi pemerintahan, perusahaan berbasis telekomunikasi dan satelit, perbankan serta akademisi dari beberapa perguruan tinggi. Turut hadir Direktur Penataan Sumber Daya Denny Setiawan, Direktur Standardisasi Perangkat Pos dan Informatika Mochamad Hadiyana beserta sejumlah pejabat Ditjen SDPPI lainnya.

Sumber/foto : IWN

Banner `Layanan Ditjen SDPPI`
Banner `SDPPI Digital Assitant`
Banner `SDPPI Maps`
Banner `IFaS Fest 2023`