Siaran Pers No. 26/DJPT.1/KOMINFO/2/2007
Obsesi Ditjen Postel Dalam Mempercepat ICT Nasional


  1. Ditjen Postel merasa sangat berkepentingan untuk turut terlibat secara aktif dalam upaya percepatan pembangunan ICT nasional. Ditjen Postel tidak hanya berusaha menyusun serangkaian kebijakan berdasarkan target waktu, tetapi apapun bentuk kebijakannya tersebut harus merupakan representasi pengkajian secara komprehensif, penuh kearifan dan sangat hati-hati agar tidak menciptakan kondisi yang saling destruktif antara satu kebijakan dengan kebijakan lainnya. Itulah esensi dari presentasi Dirjen Postel Basuki Yusuf Iskandar pada hari ini Senin tanggal 26 Pebruari 2007 yang mengawali dan sekaligus juga mengakhiri acara seminar sehari penuh "Indonesia Stream", yang diadakan sebagai bagian dari APRICOT 2007 (Asia Pacific Internet Conference on Operational Technologies), yang diadakan di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali. Secara umum, Dirjen Postel menyampaikan presentasinya dengan judul "Peran dan Leadership Regulator Dalam Mempercepat Pembangunan ICT Nasional Pada Kondisi Layanan ICT Berbasis IP".
  2. Dalam presentasinya, Dirjen Postel menyadari, bahwa idealnya pengaturan pengembangan ICT di Indonesia dikelola secara secara sinergis berdasarkan konvergensi yang melibatkan infrastruktur telekomunikasi, multimedia, penyiaran dan telematika. Dengan demikian, Ditjen Postel untuk saat ini tidak dapat berjalan sendiri dalam pengembangan ICT nasional, yaitu harus dengan secara intensif melakukan koordinasi secara lebih solid di antara sesama unit kerja di Departemen Kominfo pada khususnya dan antar instansi pemerintah yang terkait pada umumnya dan dengan seluruh stake-holder yang berkepentingan dengan masalah pengembangan ICT di Indonesia. Di samping itu, Dirjen Postel juga menyadari, bahwa Ditjen Postel sebagai regulator telekomunikasi memang belum sepenuhnya dapat memenuhi penyelesaian berbagai permasalahan ICT yang berkembang. Namun paling tidak, Ditjen Postel sudah berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan penataan kembali bidang telekomunikasi (dalam kerangka besar ICT pada umumnya) secara sistematis dan dengan tingkat akselerasi yang tinggi, baik penyusunan regulasi dan kebijakannya maupun proses penegakan hukum-nya.
  3. Tantangan obsesi Ditjen Postel tersebut menjadi sangat menarik, karena sepanjang berlangsungnya seminar, cukup banyak masukan, komentar dan alternatif penyelesaian yang mengemuka, baik yang diaktualisasikan oleh para penyaji dalam seminar tersebut maupun sebagian audiens yang mengikuti seminar. Persoalan yang mengemuka memang sangat beragam dan multidimensional, seperti misalnya mulai dari masalah upaya mengatasi spam, keamanan jaringan, penegakan hukum terhadap terhadap penyelenggaraan telekomunikasi, tanggung jawab dan kepedilian PT Telkom untuk menurunkan tarif bandwith secara proporsional, kegalauan Dirjen Postel terhadap semakin maraknya tingkat konsumerisme akibat melimpahnya produk impor peralatan telekomunikasi, keinginan bertarif internet murah sampai dengan masalah optimalisasi keunggulan SDM bidang ICT di Indonesia yang sesungguhnya sangat potensial untuk lebih diakomodasi secara lebih efektif dan efisien.
  4. Pada sore harinya, di akhir acara seminar ini, Indonesia Stream telah diwarnai dengan presentasi konsep Deklarasi ICT Bali yang oleh Dirjen Postel (sebagai moderator sesi khusus ini) diharapkan dapat semaksimal mungkin meng-"gather" kepentingan para pihak yang berkepentingan dengan pengaturan, penyelenggaraan dan penggunaan ICT secara realistis. Paling tidak, deklarasi ini dapat menjadi common sense yang dapat menjadi fasilitasm pemetaan masalah ICT secara komprehensif secara time-based targets dan reality-based objectives . Bahwasanya sikap pesimisme itu muncul karena sudah ada banyaknya deklarasi memang cukup nampak, tetapi hal itu wajar saja, karena Dirjen Postel sangat mendorong agar komitmen bersama ini harus saling dikritisi dan disempurnakan secara optimal berdasarkan target konkret data secara akselerarif dari berbagai unsur yang ada. Sikap pesimisme yang sempat muncul ini paling tidak justru harus menjadi driving force berbagai pihak untuk menyikapinya secara bijaksana dan lebih sistematis namun konkret untuk tidak sekedar larut dalam rutinitas kesibukan dari satu pertemuan ke pertemuan berikutnya. Idealnya memang lebih mengutamakan data kuantitatif, tetapi karena keterbatasan waktu lebih utama mengaktualisasikan norma-norma dan prinsip-prinsip utamanya, karena yang penting berbagai sikap dicoba ditampung secara obyektif bagi kepentingan pengembangan ICT di Indonesia.

Kepala Bagian Umum dan Humas,

Gatot S. Dewa Broto

HP: 0811898504

Email: gatot_b@postel.go.id

Banner `Layanan Ditjen SDPPI`
Banner `SDPPI Digital Assitant`
Banner `SDPPI Maps`
Banner `IFaS Fest 2024`