Industri TIK Indonesia Harus Bersinergi Sambut Dunia Digital

Dirjen SDPPI Ismail memberi sambutan dalam Gala Dinner di rangkaian Peringatan Hari Bhakti Postel 2017

Bandung (SDPPI) - Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (Dirjen SDPPI) Kemkominfo Ismail menyatakan bahwa industri teknologi informasi dan komunikasi (TIK) Indonesia perlu bersinergi guna menyambut dunia digital kedepan.

Sinergi itu dibutuhkan terutama karena Indonesia punya kesempatan untuk menjadi negara dengan potensi sektor e-commerce yang mencapai 130 miliar dolar AS pada 2020, kata Ismail dalam sambutannya pada Gala Dinner Hari Bhakti Postel ke-72 Tahun 2017 di Bandung, Jawa Barat, Selasa malam (26/9).

“Kalau kita lihat bahwa ada kesempatan baru sebenarnya, untuk industri ICT ini dengan hadirnya dunia digital kedepan. Karena, kita punya kesempatan untuk menjadi negara yang memiliki potensi seperti yang disampaikan Pak Alex (Dirut PT Telkom Alex J Sinaga) dalam pidato pembukaan beliau,” kata Ismail.

Dalam industri telekomunikasi ini, kata Ismail, tidak bisa berkompetisi terus menerus seperti itu. “Kadang kita harus berkolaborasi dan bersinergi. Ada interkoneksi. Interkoneksi ini kalau kita nggak shakehand (berjabat tangan) ya tidak mungkin kita bisa saling menyalurkan informasi.”

Potensi e-commerce Indonesia yang bernilai 130 miliar dolar pada 2020 itu, menurut Ismail, tidak mungkin akan tersalur tanpa ada penyaluran ICT melalui jaringan broadband.

Kemudian yang kedua, katanya, adalah tentang isu logistik. ICT tidak bisa menyukseskan e-commerce ini jika hanya berdiri sendiri tanpa adanya dukungan logistik. “Dan ini juga menjadi satu peluang yang luar biasa untuk dikembangkan oleh teman-teman di komunitas pos.”

“Hari ini kita memperingati Hari Bhakti Postel dan kita bekerja bersama untuk mewujudkan masyarakat digital Indonesia. Artinya, layer di bawah, layer infrastruktur ini sudah dianggap selesai di banyak negara, tapi di Indonesia tidak,” kata Ismail melanjutkan.

Indonesia masih punya cukup banyak daerah yang membutuhkan dukungan untuk bisa membangun infratruktur telekomunikasi. Oleh karena itu, Ismail berharap tidak hanya Telkom Group saja, tapi operator yang lain juga hadir di daerah-daerah yang membutuhkan.

“Agar beauty of competition (kompetisi yang baik) juga bisa dirasakan oleh saudara-saudara kita di seluruh penjuru tanah air. Ini sesuai dengan amanat Pak Presiden kita dengan progam Nawa Cita beliau bahwa kita akan mulai dari pinggiran,” kata Ismail menambahkan.

Dalam kesempatan sama, Direktur Utama PT Telkom Tbk Alex J Sinaga mengatakan bahwa yang menjadi satu tantangan dunia postel saat ini yaitu bagaimana menjalin kerja bersama untuk mewujudkan masyarakat digital Indonesia.

Terlebih saat ini pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya dan mengeluarkan satu paket ekonomi dalam rangka membuat atau punya tujuan untuk bisa membawa Indonesia ini menjadi pemain digital economy terbesar di Asia Tenggara pada 2020 dengan nilai 130 miliar dolar AS.

Oleh karena itu, sudah menjadi tanggung jawab bersama masyarakat postel Indonesia sebagai stakeholder untuk bergandengan tangan guna mencapai tujuan pada 2020 itu, kata Alex.

Sedangkan Sekda Pemprov Jawa Barat Iwa Karniwa dalam sambutannya mengapresiasi kemajuan industri teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia sekarang ini.

Iwa menyoroti bagaimana Perum Postel (sekarang PT Pos Indonesia) sudah bertransformasi dan tetap eksis hingga sekarang, demikian juga Perumtel yang sekarang berkembang pesat menjadi PT Telkom Tbk.

Acara Gala Dinner Hari Bhakti Postel ke-72 Tahun 2017 ini dihadiri stakeholder industri teknologi informasi dan komunikasi Indonesia, termasuk perusahaan pos, operator seluler, asosiasi, Kemkominfo serta Pemprov Jabar.

(Sumber/foto: Mukhsin)

Banner `Layanan Ditjen SDPPI`
Banner `SDPPI Digital Assitant`
Banner `SDPPI Maps`
Banner `IFaS Fest 2024`