Jakarta (SDPPI) – Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (Dirjen SDPPI) Ismail meminta kepada seluruh Kepala Balai Monitor yang baru dilantik untuk keluar dari zona nyaman dan berikan terobosan nyata untuk kepentingan organisasi.

“Salah satu isu yang menjadi musuh kita bersama itu adalah rutinitas dan zona nyaman, ini yang saya ingin ingatkan terutama teman-teman di Unit Pelaksana Teknis (UPT) agar tidak terjebak disana dan lakukan inovasi maupun terobosan baru” jelas Dirjen SDPPI, Kamis (9/11/2023).

Menurut Ismail, suatu organisasi tidak bisa hanya disitu-situ saja atau biasa disebut jalan ditempat. “Jadi saya berharap bapak-ibu sekalian semuanya baik yang di kantor pusat maupun yang di daerah itu mencoba melihat dan overlooking melihat dari helicopter view masing-masing kantor saudara-saudara sekalian hal apa yang sebenarnya masih mungkin untuk kita improve” jelasnya.

Lebih lanjut Ia menjelaskan, ruang improvement itu selalu ada di setiap tempat, dan keadaan, maka itu kembali kepada diri masing-masing.

“Maka itu kita perlu keluar dari zona nyaman dan saya yakin teman-teman semua bisa melakukan itu dengan melakukan review secara menyeluruh terhadap proses bisnis, langkah-langkah yang biasa dijalankan dan mulai menyusun starategi, serta menyusun rencana ke depan yang dilengkapi dengan mitigasi resiko” ucap Dirjen SDPPI.

Lebih detail Dirjen SDPPI mengucapkan bahwa mitigasi resiko itu adalah sesuatu yang kita bayangkan mungkin terjadi dan akan menjadi hambatan. “Tapi ini seperti sebuah dua keping mata uang. Ketika kita melakukan sebuah langkah perencanaan kedepan untuk melakukan terobosan itu, selain kita melihat hambatan resiko, tapi kita juga melihat peluang”.

Dan itu ada bersamaan. Ketika kita bisa memaksimalkan peluang dan meminimalisir resiko, itulah perencanaan yang baik. artinya kita sudah punya mitigasinya. Mitigasi resiko itu tidak selalu yang negatif, tetapi mitigasi resiko cara untuk mengejar peluang” jelasnya.

Namun untuk keluar dari zona nyaman membutuhkan niat ingin tahu, memecahkan masalah, sehingga harus mengejar hal-hal baru yang terkait dengan organisasi. “Itu tidak bisa diajarkan, itu harus tumbuh dari hati bapak-ibu sekalian untuk mencari informasi, serta menangkap itu dari sosmed atau berita dan sebagainya” tambah Ismail.

Dengan mengetahui itu semua yakin kedepannya kita sebagai insan SDPPI tidak berada pada ruang yang itu-itu saja tetapi kita mengetahui problematika secara keseluruhan makronya, kondisinya dan kemudian kita petakan dalam konteks untuk keluar dari zona nyaman.

“Saya yakin dengan kompetisi dan kemampuan yang dimiliki oleh Kabalmon yang baru dilantik ini bisa membawa sebuah terobosan baru untuk organisasi Kominfo khusunya Ditjen SDPPI” tutupnya.

Upacara Pelantikan Pejabat Administrator dan Pejabat Pengawas bertempat di Lantai 13 Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat. Turut hadir pada Pelantikan, Kepala Biro Kepegawaian dan Organisasi Imam Suwandi, Direktur Penataan Sumber Daya Denny Setiawan, Direktur Operasi Sumber Daya Dwi Handoko, Direktur Pengendalian SDPPI sekaligus Plt. Sesditjen SDPPI Sabirin Mochtar, Direktur Standardisasi PPI Mulyadi, Kepala BBPPT Syaharuddin, serta pejabat dan staf terkait.

Adapun 12 Pejabat yang dilantik :

1. Sular (Kepala Balai Monitor SFR Kelas I Surabaya)
2. Supriadi (Kepala Balai Monitor SFR Kelas I Semarang)
3. Muchammad Ma’ruf (Kepala Balai Monitor SFR Kelas I Tangerang)
4. Heriyanto (Kepala Balai Monitor SFR Kelas I Makassar)
5. Enik Sarjumanah (Kepala Balai Monitor SFR Kelas I Yogyakarta)
6. Muhammad Takdir (Kepala Balai Monitor SFR Kelas II Lampung)
7. Rosyid Susilo Nugroho (Kepala Balai Monitor SFR Kelas II Batam)
8. Manuelson Jaka Jusuf (Kepala Balai Monitor SFR Kelas II Manado)
9. Henry Pribadi (Kepala Loka Monitor SFR Pangkal Pinang)
10. Syahril Amir (Kepala Loka Monitor SFR Ternate)
11. Indras Hikmawan (Kepala Loka Monitor SFR Mamuju)
12. Andhika Darmawan (Kasubbag Umum Balai Monitor SFR Kelas I Tangerang)

(Sumber/ Foto : Fandi R/ Manda, Setditjen)